PEMBELAJARAN SASTRA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DAYA NALAR SISWA

Agustus 12, 2008

Oleh: Ardianto

Abstrak

Salah satu aspek yang dinilai kurang maksimal dalam proses pendidikan di sekolah dewasa ini adalah pembelajaran sastra. Padahal sejatinya, pembelajaran sastra dapat menjadi sarana pengembangan penalaran, kreativitas, kematangan pribadi, dan keterampilan sosial siswa.
Untuk mewujudkan idealisme pembelajaran sastra itu diperlukan perubahan paradigma pembelajaran sastra, baik secara teoretis-konseptual, maupun segi teknis implementasinya, seperti metode, strategi, materi, langkah-langkah penyajian, media pembelajaran, evaluasi, dan lebih penting lagi tentang perumusan tujuan pengajaran. Keseluruhan komponen teknis tersebut haruslah didesain sedemikian rupa sehingga pembelajaran sastra yang sejatinya dapat menjadi sarana peningkatan daya nalar dan kreativitas siswa dapat diwujudkan.

Kata Kunci:
Pembelajaran Sastra, Daya Nalar


REORIENTASI VISI PEMBELAJARAN DAN BEBERAPA AGENDA STRATEGIS PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Agustus 8, 2008

Oleh : Ardianto

Abstraksi

Pemberdayaan pendidikan dalam bentuknya yang lebih konkrit adalah mencakup redefinisi sistim pembelajaran dan proses pendidikan di sekolah. Mempertahankan paradigma lama menjadikan pendidikan kita tetap pada kondisinya yang tidak berdaya dalam mengatasi permasalahan hidup masyarakat yang multikompleks. Pembelajaran kontekstual–yang lebih beroientasi pada konsep learning dan bukannya teaching–dan proses pendidikan partisipatif-emansipatoris dari komunitas pendidikan (guru, siswa, orang tua, dan anggota masyarakat) yang dinamis dan sinergis antara satu dengan yang lainnya merupakan langkah prospektif pendidikan kita, kini dan di masa depan.

Kata kunci:
Visi, Pembelajaran, Pendidikan


PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK TERHADAP KODIFIKASI BAHASA INDONESIA

Agustus 7, 2008

Oleh : Ardianto

Pendahuluan

Bahasa adalah sesuatu yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia tentu mengalami perkembangan. Dan, perkembangan berarti perubahan. Perubahan itu terjadi, oleh karena bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia1 itulah yang mengakibatkan bahasa itu menjadi tidak statis, atau meminjam istilah Chaer (1994:53) bahwa bahasa itu dinamis.

Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sebagai bahasa standar dan sebagai bahasa resmi kenegaraan tak lepas dari arus perubahan, sebagai konsekuensi logis dari perkembangan dan perubahan konstruksi sosial masyarakat. Sehingga dapat disebutkan bahwa bahasa Indonesia itu berkembang bahkan berubah seiring dengan perkembangan masyarakat bahasa di Indonesia. Sebagai respon dari perkembangan dan perubahan tersebut, maka dalam perkembangannya bahasa Indonesia terus mengalami standardisasi (pembakuan)2.

Baca entri selengkapnya »